Perbedaan antara waliwali Allah dan waliwali syaithon Disusun oleh Ibnu Abidin AsSoronji ebook oleh: http://jowo.jw.lt Anggapan yang telah menyebar di kaum muslimin pada umumnya, terutama yang ada di Indonesia bahwasanya yang disebut wali Allah adalah orangorang yang memiliki kekhususankekhususan yang tidak dimiliki oleh orangorang biasa. Yaitu mampu melakukan halhal yang ajaib yang disebut dengan karomah para wali. Sehingga jika ada seseorang yang memiliki ilmu yang tinggi tentang syari’at Islam namun tidak memiliki kekhususan ini maka kewaliannya diragukan. Sebaliknya jika ada seseorang yang sama sekali tidak berilmu bahkan melakukan halhal yang dilarang oleh Allah U dan meninggalkan kewajibankewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah U, namun dia mampu menunjukan keajaibankeajaiban (yang dianggap karomah) maka orang tersebut bisa dianggap sebagai wali Allah U. Hal ini disebabkan karena kaum muslimin (terutama yang di Indonesia) sejak kecil telah ditanamkan pemahaman yang rusak ini. Apalagi ditunjang dengan saranasarana elektronik seperti adanya filmfilm para sunan yang menggambarkan kesaktian para wali. Tentunya hal ini adalah sangat berbahaya yang bisa menimbulkan rusaknya aqidah kaum muslimin. Ketahuilah Allah U telah menjelaskan dalam kitabNya dan sunnah RosulNya bahwasanya Allah U memiliki waliwali dari golongan manusia dan demikian pula syaithon juga memiliki waliwali dari golongan manusia. Maka Allah U membedakan antara para wali Allah dan para wali syaithon. 1 Sebagaimana firman Allah U : ????? ??? ????? ????? ?????? ?? ??????? ??? ?????? ? ????? ????? ???????? ??????? ???????? ?? ????? ??? ??????? ???? ????? ????? ?? ???? ?????? Allah adalah wali (penolong) bagi orangorang yang beriman. Allah mengeluarkan mereka dari kegelapankegelapan kepada cahaya. Dan orangorang kafir penolongpenolong mereka adalah thogut yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapankegelapan. (AlBaqoroh : 256) ???? ???? ?????? ?????? ????? ?? ??????? ????? ?. ??? ??? ?? ????? ??? ????? ????? ???? ???? ????? ? ?. ???? ?????? ??? ????? ??????? ? ????? ?? ?? ?????? Jika engkau membaca AlQur’an maka berlidunglah kepada Allah dari (godaan) syaithon yang terkutuk. Sesungguhnya tidak ada kekuatan baginya terhadap orangorang yang beriman dan mereka bertawakal kepada Rob mereka. Hanyalah kekuatannya terhadap orangorang yang berwala’ kepadanya dan mereka yang dengannya berbuat syirik. (AnNahl :98100) ??? ???? ??????? ???? ?? ??? ???? ??? ??? ?????? ????? Dan barangsiapa yang menjadikan syaithon sebagai wali selain Allah maka dia telah merugi dengan kerugian yang nyata (AnNisa’ : 119) ????? ????? ??????? ?? ???? ???? ? ????? ????? ??????? ?? ???? ??????? ??????? ?????? ??????? ?? ??? ??????? ??? ????? Orangorang yang beriman berperang di jalan Allah dan orangorang kafir berperang di jalan thogut. Maka perangilah para waliwali syaithon sesungguhnya tipuan syaithon itu lemah. (AnNisa’ : 76) 2 Mak wajib bagi kita untuk membedakan manakah yang merupakan waliwali Allah dan manakah yang merupakan waliwali syaithon, sebagaimana Allah dan Rosulullah membedakannya. 3 Definisi wali Wali diambil dari lafal alwalayah yang merupakan lawan kata dari al‘ adawah. Adapun arti dari alwalayah adalah almahabbah (kecintaan) dan alqorbu (kedekatan). Sedangkan arti al‘ adawah adalah albugdlu (kebencian) dan albu’du (kejauhan). Sedangkan wali artinya yang dekat. 4 1 AlFurqon hal 25 2 Lihat pula suratsurat AlMaidah :5156, AlKahfi : 44, AlKahfi : 50, Ali Imron : 173175 3 AlUshul Assittah hal 173 4 AlFurqon hal 31 2 Siapakah yang disebut wali Allah ? Yang disebut wali Allah adalah orang yang dia mencintai Allah U dan dekat dengan Allah U. Dan orang seperti ini harus memiliki sifatsifat berikut : 1. Dia harus ittiba’ (mengikuti) Nabi r, menjalankan perintah Nabi r dan menjauhi laranganlarangan beliau. Berdasarkan firman Allah U: ?? ?? ???? ????? ???? ???????? ?????? ???? Katakanlah :”Jika kalian mencintai Allah maka ikutlah aku maka Allah akan mencintai kalian” (Ali Imron :31) Ayat ini merupakan ayat ujian yang turun untuk menguji orangorang yang mengaku mencintai Allah U (termasuk di dalamnya orang yang mengaku dia adalah wali Allah). Jika dia benar mengikuti Nabi r maka kecintaannya kepada Allah U adalah benar, dan jika tidak maka cintanya adalah dusta. 2. Dia harus bersifat lembut kepada kaum muslimin dan keras kepada kaum kafir, dan berjihad di jalan Allah dan tidak takut dengan celaan orangorang yang mencela, sesuai dengan firman Allah U: ?? ???? ????? ????? ?? ???? ???? ?? ???? ???? ???? ???? ???? ????? ?????? ?, ???? ??? ???????? ???? ??? ???????? ??????? ?? ???? ???? ??? ?????? ???? ???? Wahai orangorang yang beriman barang siapa dari kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah yang bersifat lemah lembut kepada orangorang mukmin, yang bersifat keras terhadap orangorang kafir, yang berjihad di jalan Allah dan tidak takut dengan celaan orang yang mencela.(AlMaidah : 54) 3. Dia harus bertaqwa dan beriman, yaitu beriman dengan hatinya dan bertaqwa dengan anggota tubuhnya, sesuai dengan firman Allah U: ??? ?? ?????? ???? ?? ??? ????? ??? ?? ?????? ????? ????? ?????? ????? Ingatlah, sesungguhnya waliwali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih (hati). (Yaitu) orangorang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. (Yunus : 62,63) Maka barangsiapa yang mengaku sebagai wali Allah namun tidak memiliki sifatsifat ini maka dia adalah pendusta. 5 Namun perlu diperhatikan bukanlah syarat seorang wali dia harus ma’sum (tidak pernah berbuat salah), dan tidak pula dia harus menguasai seluruh ilmu syari’at. Bahkan boleh baginya tidak mengetahui sebagian syari’at atau masih samar baginya sebagian perkara agama. Oleh karena itu tidak wajib bagi manusia untuk mengimani seluruh apa yang dikatakan oleh seorang wali Allah sehingga dia tidak menjadi seorang Nabi r, tetapi seluruh yang dikatakannya dikembalikan kepada ajaran Muhammad r. Jika sesuai, maka perkataannya diterima dan jika tidak, maka ditolak. Dan jika tidak diketahui apakah sesuai atau tidak dengan ajaran Nabi r maka tawaquf. 6 Dan inilah sikap yang benar kepada wali Allah. Adapun sikap yang salah kepada wali Allah yaitu membenarkan semua apa yang diucapkan dan yang dilakukannya, atau sebaliknya jika melihat dia mengatakan atau melakukan sesuatu yang menyelisihi syari’at maka langsung mengeluarkan dia dari kewaliannya. 7 Umar bin khottob t adalah contoh seorang wali Allah, yang Rosulullah r bersabda tentangnya : ?? ??? ???? ????? ?? ????? ??? ?????? ??? ??? ?? ???? ??? ???? ??? Pada umatumat sebelum kalian ada orangorang yang muhaddatsun (yang mendapatkan berita ghoib atau sejenis ilham dari Allah). Kalaupun ada di kalangan umatku satu orang, maka dia adalah Umar. 8 ?? ???? ??? ???? ??? ???? ??? ? ???? 5 AlUshul AsSittah hal 171,172 6 AlFurqon hal 71, AlUshul AsSittah hal 175 7 AlFurqon hal 82 8 Riwayat Bukhori no 3469 dan Muslim no 2398 3 Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lisan Umar dan pada hatinya. 9 ?? ??? ??? ???? ???? ??? Kalaulah ada nabi setelahku maka dia adalah Umar. 10 Haditshadits ini jelas menunjukan bahwasanya Umar t adalah seorang wali Allah, bahkan beliau mendapatkan ilham dari Allah. Namun hal ini tidak menunjukan bahwa Umar t harus ma’sum (terjaga dari kesalahan). Kesalahan yang pernah beliau lakukan diantaranya 11 : a. Yaitu Nabi r berumroh pada tahun ke enam Hijroh bersama sekitar 1400 kaum muslimin –mereka itu yang berbai’at di bawah pohondan Nabi r telah mengadakan perjanjian damai dengan kaum musyrikin setelah melalui perundingan dengan kaum musrikin tersebut untuk kembali ke Madinah pada tahun ini dan berumroh pada tahun yang akan datang. Dan Nabi r memberi beberapa syarat terhadap mereka yang dalam syaratsyarat tersebut ada tekanan kepada kaum muslimin secara dzohir, sehingga hal itu memberatkan kebanyakan kaum muslimin, sedangkan Allah dan RosulNya lebih mengetahui dengan maslahat yang ada di balik itu. Dan Umar t termasuk orang yang tidak setuju dengan hal itu, lalu berkata kepada Nabi r :”Wahai Rosulullah, bukankah kita di atas kebenaran dan musuh kita di atas kebatilan ?”, maka Nabi r menjawab :”Benar”, lalu Umar t berkata lagi :”Bukankah orangorang yang terbunuh diantara kita masuk ke dalam surga dan orangorang yang terbunuh di antara mereka masuk ke dalam neraka?”, Nabi r menjawab :”Benar”. Umar t berkata :”Kenapa kita merendahkan agama kita?”, Nabi berkata :”Aku adalah Rosulullah dan Allah adalah penolongku dan aku bukanlah orang yang bermaksiat kepadanya.”, Umar t berkata :”Bukankah engkau berkata kepada kami bahwa kita kita akan mendatangi baitulloh dan berthowaf ?”, Nabi berkata :”Benar”. Nabi r berkata lagi:”Apakah aku mengatakan kepadamu sesungguhnya engkau akan mendatanginya pada tahun ini?”, Umar t berkata :”Tidak”, Nabi r berkata :”Sesungguhnya engkau akan mendatanginya dan berthowaf.” Umar pun mendatangi Abu Bakar t dan berkata kepadanya sebagaimana perkataannya kepada Rosulullah. Dan Abu Bakar t pun menjawab sebagaimana jawaban Rosulullah r, padahal dia tidak mendengar jawaban Rosulullah r. Dan Abu Bakar t adalah orang yang lebih sering sesuai dengan Allah dan RosulNya dari pada Umar t, dan Umar t mengakui kesalahannya dan berkata :”Aku benarbenar akan mengamalkannya” 12 b. Ketika Nabi r wafat, Umar mengingkari kematian Nabi r. Namun tatkala Abu Bakar t berkata :”Sesungguhnya dia telah wafat”, maka Umar t pun menerimanya. 13 c. Ketika Abu Bakar t memerangi orangorang yang enggan membayar zakat, maka Umar t berkata kepada Abu Bakar t :”bagaimana bisa kita memerangi manusia, sedangkan Rosulullah bersabda :”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku adalah Rosulullah. Apabila mereka mengakui hal ini maka terjagalah darahdarah dan hartaharta mereka, kecuali dengan haknya””, maka Abu Bakar t berkata :”Bukanlah Rosulullah bersabda “kecuali dengan haknya”?, sesungguhnya zakat termasuk haknya. Demi Allah kalau mereka itu menolak untuk membayar zakat kepadaku yang mereka membayarnya kepada Rosulullah maka aku akan memerangi mereka karena ketidakmauan mereka”. Berkata Umar t :”Demi Allah tidaklah ada, kecuali aku melihat Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi (orangorang yang enggan membayar zakat), maka aku mengetahui bahwasanya dia adalah benar” 14 9 Riwayat Abu Dawud no 2962 dengan sanad yang hasan 10 Riwayat AtThirmidzi no 3686, dengan sanad yang hasan 11 AlFurqon hal 86,87 12 Riwayat Bukhori no 2732, 2732 13 Riwayat Bukhori no 1241, 1242 14 Riwayat Bukhori no 13991400 4 Faidah yang bisa diambil dari kisah ini adalah 15 : a. Seorang wali tidak ma’sum, bisa berbuat salah, bahkan berkalikali. b. Seorang wali bisa memiliki karomah sebagaimana Umar yang mendapat ilham dari Allah U. c. Tidak berarti seseorang yang mendapat karomah berarti lebih mulia daripada wali Allah yang tidak ada karomahnya. Sebagaimana Abu Bakar t jelas lebih mulia daripada Umar t, namun dia tidak mendapatkan ilham dari Allah U. d. Seorang wali tetap harus melaksanakan kewajibankewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah U dan RosulNya dan menjauhi laranganlarangan Allah U dan RosulNya. Sebagaimana Umar t yang tetap melaksanakan perintah Allah U. e. Walaupun seorang wali, tapi perkataan dan perbuatannya harus ditimbang dengan AlKitab dan Sunnah Nabi r yang ma’sum. Sebagaimana ucapan Umar t dikembalikan (ditimbang) oleh Abu Bakar t dengan Sunnah Nabi. Berkata Yunus bin Abdil A’la AsShodafi : Saya berkata kepada Imam Syafi’i : “Sesungguhnya sahabat kami –yaitu AlLaitsmengatakan :”Apabila engkau melihat sesorang bisa berjalan di atas (Permukaan) air, maka janganlah engkau anggap dia sebelum engkau teliti keadaan (amalanamalan) orang tersebut, apakah sesuai dengan AlKitab dan AsSunnah.”, lalu Imam Syafi’i berkata :”AlLaits masih kurang, bahkan kalau engkau melihat sesseorang bisa berjalan di atas air atau bisa terbang di udara, maka janganlah engkau anggap ia sebelum engkau memeriksa keadaan (amalanamalan) orang trsebut apakah sesuai dengan AlKitab dan AsSunnah”. 16 Sehingga tidaklah benar anggapan bahwa Aresto adalah wali Allah karena Aresto adalah mentrinya Iskandar yang kafir (karena tidak ada wali Allah dari orang kafir), yang sebagian orang (diantaranya Ibnu Sina) menyangka bahwa Iskandar adalah Dzulqornain. 17 f. Seorang wali yang telah jelas bahwasanya perkataan atau perbuatannya menyelisihi Sunnah Nabi, maka dia harus kembali kepada kebenaran. Dan dia tidak menentangnya. Sebagaimana Umar t, beliau tidak membantah Abu Bakar t dengan berkata :”Tapi saya kan wali, saya kan mendapat ilham dari Allah, saya kan dijamin masuk surga, dan kalian harus menerima perkataan saya” g. Seorang wali harus mematuhi syari’at Muhammad r. Para Nabi saja kalau hidup sekarang harus mengikuti syari’at Muhammad r apalagi para wali. Karena jelas para Nabi lebih bertaqwa daripada para wali dari selain Nabi. Ibnu Mas’ud t berkata :”Tidaklah Allah mengutus seorang nabipun kecuali Allah mengambil perjanjiannya, jika Muhammad r telah diutus dan nabi tersebut masih hidup maka nabi tersebut harus benarbenar beriman kepadanya dan menolongnya. Dan Allah memerintah Nabi tersebut untuk mengambil perjanjian kepada umatnya kalau Muhammad r telah diutus dan mereka (umat nabi tersebut masih) hidup maka mereka akan benarbenar beriman kepadanya dan menolongnya.” 18 h. Seorang wali tidak boleh menyombongkan dirinya dengan mengakungaku bahwa dia adalah wali, sebagaimana yang dilakukan oleh Ahlul kitab yang mereka mengaku bahwa mereka adalah waliwali Allah. Sebagaimana firman Allah : ??? ????? ?????? ?? ???? ??? ???? Dan janganlah kalian menyatakan diridiri kalian suci. Dia (Allah) yang lebih mengetahui tentang orang yang bertaqwa. (AnNajm : 32 ) Orang mengaku dirinya adalah wali maka dia telah berbuat maksiat kepada Allah U karena telah melanggar larangan Allah U ini. Dan orang yang bermaksiat tidak pantas disebut wali Allah. 19 Dan juga bukan termasuk syarat sebagai wali Allah yaitu dia harus memiliki karomah. Namun karomah merupakan tambahan kenikmatan yang Allah berikan kepada siapa saja yang Ia kehendaki 15 Disimpulkan dari AlFurqon hal 8588 16 Syarah Aqidah AtTohawiyah 17 AlFurqon hal 42 18 Lihat tafsir Ibnu Katsir jilid 1, AlFurqon hal 92 19 Syarah AlUshul AsSittah hal 170 5 dari kalangan para waliNya. 20 Dan waliwali Allah tidak memiliki ciriciri yang khusus pada perkaraperkara mubah yang bisa membedakannya dengan manusia yang lain. 21 Pakainnya sama, rambutnya sama, dan yang lainnya juga sama. Contohcontoh karomah para wali Allah 22 : 1. Amir bin Fahiroh mati syahid, maka mereka mencari jasadnya namun tidak bisa menemukannya. Ternyata ketika dia terbunuh dia diangkat dan hal ini dilihat oleh Amir bin Thufail. Berkata Urwah:”Mereka melihat malaikat mengangkatnya” 23 2. Kholid bin Walid ketika mengepung musuh di dalam benteng yang kokoh, maka para musuhpun berkata :”Kami tidak akan menyerah sampai engkau meminum racun”, lalu diapun meminum racun namun tidak mengapa. 24 3. Sa’ad bin Abi Waqqos adalah orang yang selalu dikabulkan do’anya. Dan dengan do’anya itulah dia berhasil mengalahkan pasukan Kisro dan menguasai Iroq. 25 4. Umar bin Khottob, pernah mengutus pasukan dan beliau mengangkat seorang pemuda yang bernama Sariyah untuk memimpin pasukan tersebut. Dan ketika Umar sedang berkhutbah di atas mimbar, beliau berteriak :”Wahai Sariyah, gunung !, wahai Sariyah, gunung !”. Lalu utusan pasukan tersebut menemui Umar dan berkata : “Wahai Amirul Mu’minin, kami bertemu musuh, tibatiba ada suara teriakan :”Wahai Sariyah, gunung!”, lalu kami menyandarkan punggungpunggung kami ke gunung kemudian Allah memenagkan kami”. 26 5. Abu Muslim AlKhoulani, dia pernah dicari oleh AlAswad Al‘ Anasi yang mengaku sebagai nabi. Lalu AlAswad bertanya kepada beliau :”Apakah engkau bersaksi bahwa saya adalah Rosul Allah?”, lalu dia berkata :”Saya tidak dengar”, lalu dia bertanya lagi :”Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah Rosul Allah?”, beliau menjawab :”Ya”. Lalu disiapkan api dan beliau dilemparkan ke api. Namun mereka mendapatinya sedang sholat di dalam kobaran api itu, api itu menjadi dingin dan keselamatan untuknya. 27 6. Sa’id Ibnul Musayyib, di waktu harihari yang panas, beliau mendengar adzan dari kuburan Nabi ketika tiba waktuwaktu sholat, dan mesjid dalam keadaan kosong (karena panasnya hari –pent), tidak ada seorangpun kecuali dia. 28 7. Uwais AlQorni ketika wafat mereka menemukan di bajunya ada beberapa kain kafan yang sebelumnya tidak ada, dan mereka juga menemukan lubang yang digali di padang pasir yang sudah ada lahadnya. Lalu mereka mengafaninya dengan kefankafan teresbut dan menguburkannya di lubang tersebut. 29 8. Asid Bin Hudlair membaca surat AlKahfi lalu turunlah bayangan dari langit yang ada semacam lentera dan itu adalah para malaikat yang turun karena bacaannya. 30 Dan malaikat pernah menyalami Imron bin Husain t 31 . Salman t dan Abu Darda’ t makan di piring lalu piring mereka bertasbih atau makanan yang ada pada piring tersebut bertasbih. 32 Ubbad bin Busyr t dan Asid bin Hudlair t kembali dari Rosulullah pada malam yang gelap gulita. Maka Allah menjadikan cahaya bagi mereka berdua, dan tatkala mereka berpisah maka terpisah juga cahaya tersebut. 33 20 Majalah AsSunnah 03/III/1418 hal 25 21 AlFurqon hal 69 22 Diringkas dari AlFurqon hal 154157 23 AsSiyar 2/224 24 AlFurqon hal 154 25 Riwayat AtThirmidzi no 3751 dan Ibnu Hibban no 2215 26 Riwayat Bukhori no 3198, dan Muslim no 1610 27 AsSiyar 4/8,9 28 Riwayat AlLalikai dalam AlKaromat hal 165166 29 AlFurqon hal 157 30 Riwayat Bukhori no 5018 31 Riwayat Muslim no 1226 32 AsSiyar 2/348 33 Riwayat Bukhori no 3805 6 9. Muthorrif bin Abdillah jika memasuki rumahnya maka tempayantempayannya bertasbih bersamanya. 34 Dia bersama seorang sahabatnya berjalan di malam hari, lalu Allah menjadikan cayaha untuk mereka berdua. 35 10. Ahnaf bin Qois. Ketika dia wafat, tutup kepala milik seseorang terjatuh di kuburannya. Lalu orang tersebut mengambil topinya, dan dia melihat kuburannya telah menjadi seluas mata memandang. 36 11. Utbah Algulam, dia meminta kepada Allah tiga perkara, yaitu suara yang indah, air mata yang banyak, dan makanan yang diperoleh tanpa usaha. Dan jika dia membaca AlQur’an maka dia menangis dengan air mata yang banyak. Dan jika dia bernaung di rumahnya dia mendapatkan makanan dan dia tidak tahu dari manakah makanan tersebut. 37 Siapakah waliwali syaithon ? Allah U berfirman : ??? ??? ?? ??? ??????? ???? ?? ?????? ??? ?? ???? Dan barang siapa yang berpaling dari pengajaran ArRohman, kami adakan baginya syaithon yang menyesatkan, maka syaithon itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (AzZukhruf : 36) ?? ?????? ?? ??? ? ?????? ?, ???? ??? ?? ???? ??? ?, ????? ????? ??????? ?????? Apakah akan aku beritahukan kepadamu, kepada siapkah syaithonsyaithon itu turun ?, mereka turun kepada tiaptiap pendusta lagi banyak dosa. Mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaithon) itu, dan kebanyakan mereka adalah pendusta. (AsSyu’aro’ : 221,223) Contohcontoh tipuan syaithon a.Abdullah bin Soyyad. Nabi r pernah menguji Ibnu Soyyad (seorang dukun yang hidup di zaman Nabi yang dia adalah seorang Yahudi). Nabi r berkata kepadanya :”(Cobalah tebak) aku menyembunyikan sesuatu (di hatiku)”. Ibnu Soyyad berkata :”AdDukh… AdDukh..”. Padahal sesungguhnya Nabi r sedang menyembunyikan surat AdDukhon. Lalu Nabi berkata kepadanya :”Cih, engkau tidak mampu melampaui kemampuanmu” 38 . Ibnu Soyyad hampir betul menebak apa yang ada di hati Nabi, dan ini adalah suatu keajaiban, namun dengan bantuan syaithon. Karena seorang yang normal maka dia tidak akan bisa mengetahui isi hati manusia, bahkan Nabi pun tidak mengetahui isi hati manusia kecuali yang diberitahu oleh Allah U. Para sahabat pun (kecuali Hudzifah, karena dia telah diberitahu oleh Nabi r) tidak mengetahui siapasiapa saja orang munafik yang ada bersama mereka. 39 34 AsSiyar 4/195 35 AsSiyar 4/86 36 AsSiyar 5/60 37 AsSiyar 9/7 38 Riwayat Bukhori no 1354, AlFurqon hal 158 39 Hal ini sesuai dengan hadits tentang Usamah bin Zaid yang membunuh seorang kafir yang ketika pedang Usamah telah di depan matanya tibatiba si kafir tersebut mengucapka la ilaha illallah, namun Usamah tetap membunuhnya. Dan hal ini dilaporkan kepada Rosulullah. r, lalu Rosulullah r berkata kepada Usamah :”Apakah dia (yang terbunuh itu) telah berkata la ilaha illallah dan kau membunuhnya ?”, Usamah menjawab :”Ya, Rosulullah, dia mengatakani itu hanya karena takut akan senjataku”. Nabi r berkata :”Apakah sudah kau belah dadanya sehingga kau tahu ia berkata itu karena takut atau tidak ?”. Maka Rosulullah r terus mengulangulang perkataannya hingga Usamah beranganangan seandainya dia baru masuk Islam pada hari itu. (Riwayat Bukhori). Hadits ini menunjukan bahwa Usamah yang telah berjihad tidak mengetahui isi hati manusia. Dan ada isyarat dari Rosulullah r agar para sahabat menilai seseorang dengan amalan dzohirnya bukan amalan batin. Kalau para sahabat mengetahui isi hati manusia tentu Rosulullah r tidak akan memrintahkan mereka untuk menilai secar dzohir saja. Abdullah bin ‘Utbah bin Mas’ud berkata :”Saya telah mendengar Umar bin Khottob berkata :”Dahulu di masa Rosulullah , orangorang diterima (dihukumi) menurut keterangan wahyu, dan kini wahyu telah terputus. Maka kami akan bertindak (menghukumi) kalian dengan perbuatanperbuatan kalian yang dzohir (nampak) bagi kami. Maka barang siapa yang menampakkan kebaikan kepada kami maka kami percaya dan kami hargai, dan sama sekali bukan urusan kami mengenai batinnya . Allah yang akan menghisabnya . Dan barang siapa yang menampakkan keburukan kepada kami, maka kami tidak akan mempercayainya dan tidak kami benarkan, walaupun dia berkata sesungguhnya batinnya adalah baik.”” (Riwayat Bukhori) 7 b.AlAswad Al‘ Anasi yang mengaku sebagai nabi. Dia dibantu para syaithon yang memberitahukan kepadanya tentang perkaraperkara ghoib. Dan tatkala kaum muslimin memeranginya mereka kawatir para syaithonnya akan mengabarkan kepadanya apa yang mereka bicarakan tentang dirinya (yaitu bahwasanya dia akan dibunuh –pent). Namun istrinya sadar akan kekafiran suaminya maka diapun menolong kaum muslimin. 40 c.Musailamah AlKadzdzab yang juga mengaku sebagai nabi, memiliki syaithonsyaithon yang memberitahukan perkaraperkara gho’ib kepadanya dan membantunya melakukan halhal yang ajaib 41 . Diantaranya dia pernah meludah di sumur sehingga air sumur tersebut menjadi melimpah. 42 c.AlHarits AdDimasyqi, seorang pembohong besar yang muncul dan mengaku sebagi nabi di Syam pada zaman khalifah Abdul Malik bin Marwan (wafat tahun 86 H). AlHarits memiliki kemampuan ajaib. Para syaithonnya melepaskan kedua kakinya dari belenggu, dan membuatnya kebal senjata, dan batu pualam bisa bertasbih jika dia sentuh dengan tangannya. Dan dia telah melihat orangorang dalam keadaaan berjalan dan naik kuda terbang di udara, dia berkata : “Mereka adalah malaikat”, padahal mereka adalah jin. Dan tatkala kaum muslimin menangkapnya untuk dibunuh, maka ada orang yang menombaknya di tubuhnya, namun tidak mempan. Maka Abdul Malik berkata kepadanya :”Engkau tidak menyebut nama Allah”. Lalu orang itu menyebut nama Allah dan berhasil membunuh Alharits. 43 d. Lia ‘Aminuddin, yang mengaku sebagai Imam Mahdi dan mengaku telah didatangi oleh Jibril. Keajaiban yang ada padanya yaitu dia mampu untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Bahkan dia mengaku adalah seseorang yang memberantas bid’ah dan kesyririkan. Syubhatsyubhat Syubhat pertama Sesungguhnya Rosulullah diutus kepada manusia pada umumnya namun tidak pada manusiamanusia yang khusus yaitu para wali, dan para wali tersebut tidak butuh kepada Nabi, mereka memiliki cara tersendiri untuk mencapai Allah U. Sebagaimana Nabi Musa tidaklah diutus kepada Nabi Khidir sehingga Nabi Khidir tidak wajib mengikuti syari’at Musa. 44 Jawab 45 : Perkataan ini sebagaimana perkataan kebanyakan para ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) bahwasanya Rosulullah diutus kepada orangorang yang tuna aksara bukan kepada mereka. Dan pendalilan dengan kisah antara Khidir dan Musa adalah tidak tepat, sebab : a. Bahwasanya Musa tidaklah diutus kepada Khidir (tetapi hanya diutus untuk bani Isroil), sehingga Khidir tidaklah wajib mengikuti Nabi. Adapun Muhammad r risalahnya umum untuk seluruh jin dan manusia. Bahkan jika ada orang yang lebih mulia dari Khidir (seperti Ibrohim, Musa, dan Isa) 46 bertemu dengan Nabi, maka dia wajib mengikuti Nabi. Apalagi Khidir, tentu lebih wajib lagi. Oleh karena itu Khidir berkata kepada Musa : “Aku diatas ilmu yang diajarkan Allah kepadaku yang tidak kau ketahui dan engkau di atas ilmu yang Allah mengajari engkau yang aku tidak mengetahuinya” 47 . Dan tidak boleh bagi seorangpun yang sampai kepadanya risalah Muhammad r untuk berkata sebagaimana perkataan Khidir ini. 40 AlFurqon hal 159 41 AlFurqon hal 159 42 Majalah AsSunnah 03/III/1418 43 AlFurqon hal 159 44 AlFurqon hal 36 45 lihat jawaban ini dalam AlFurqon hal 141142 46 Sebagaimana firman Allah U dalam surat Ali Imron : 81 :”Dan (ingatlah) tatkala Allah mengambil perjanjian dari para nabi:”Sungguh apa saja yang Aku berikan kepada kalian berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepada kalian seorang Rosul yang membenarkan apa yang ada pada kalian, niscaya kalian akan sungguhsungguh beriman kepada Rosul tersebut dan sungguhsungguh akan menolongnya”. Allah berfirman :”Apakah kalian mengakui dan menerima perjanjianKu terhadap yang demikian itu ?”, mereka menjawab :”Kami mengakui”. Allah berfirman :”Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kalian.” 47 Riwayat Bukhori, no 74 8 b. Apa yang telah dilakukan oleh Khidir 48 tidaklah menyelisihi syari’at Musa. Musa tidaklah mengetahui sebab yang membolehkan halhal itu. Dan ketika Khidir menjelaskan sebabsebab tersebut Musa menyetujuinya. Sehingga berkata Ibnu Abbas kepada Najdah AlHarwari ketika dia bertanya kepada Ibnu Abbas t tentang membunuh anakanak kecil: “Jika kamu mengetahui anakanak tersebut sebagaimana yang diketahui oleh Khidir tentang anak kecil (yang dibunuhnya) maka bunuhlah mereka, dan jika tidak maka jangan.” 49 Syubhat kedua Mereka (para wali syaithon) menganggap bahwa mereka mendapat wahyu langsung dari Allah sebagaimana yang diserukan oleh Ibnu Arobi, dan bahwasanya mereka lebih baik dari para nabi yang mengambil ilmu dari Allah melalui perantara. Mereka berkata :”Kenabian telah berakhir dengan wafatnya Rosulullah r, sedangkan kewalian belum berakhir. Dan yang paling terakhir adalah yang lebih baik dari yang sebelumnya”. Jawab : Ini adalah pemikiran sesat Ibnu Arobi yang sama sekali tidak bersandar kepada dalil. Ketika dia mengetahui bahwa syari’at ini sudah tidak bisa dirubah lagi hingga hari kiamat, (dan dia ingin keluar dari syari’at) maka dia berkata :”Kenabian telah tertutup, tetapi kewalian belum”, dan dia menganggap bahwa kewalian lebih tinggi derajatnya dari pada kerosulan dan kenabian, sebagaimana dia berkata : ???? ?????? ?? ???? ???? ?????? ? ??? ????? Kedudukan kenabian berada di alam barzakh, sedikit di atas (kedudukan) Rosul dan dibawah (kedudukan) Wali Hal ini tentunya pemutarbalikan syari’at. Seharusnya kenabian lebih khusus dari kewalian dan kerosulan lebih khusus daripada kenabian. Sehingga kedudukannya adalah kerosulan lebih tingi daripada kenabian dan kenabian lebih tinggi daripada kewalian. 50 Berkata Imam Abul ‘Izz AlHanafi :”Maka siapakah yang lebih kafir dari memisalkan dirinya dengan sebuah bata emas dan memisalkan Nabi dengan bata perak, lalu dia menjadikan dirinya lebih tinggi daripada Nabi,…….bagaimana bisa samar kekufuran dari perkataannya (Ibnu Arobi) ini ?…..dan kekufuran Ibnu “Arobi lebih parah dari kekufuran orangorang yang berkata : “Tidaklah kami beriman hingga kami diberikan apa yang diberikan kepada Rosulullah” (AlAn’am : 124)” 51 Syubhat ketiga Kami tidak usah menjalankan syari’at karena Allah U telah bersatu dengan kami para hambanya yang sholih. Bukankah Allah U berkata dalam hadits qudsi : ? ?? ???? ???? ????? ??? ???????? ??? ??? ?, ???? ?????? ??? ???? ???? ???? ?? ? ???? ???? ???? ?? ???? ???? ???? ??? ????? ???? ???? ??? , ???? ????? ??????? ???? ???????? ??????? Dam hambaKu senantiasa bertaqorrub (mendekatkan dirinya) kepadaKu dengan amalanamalan nafilah (sunnah) hingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang dia mendengar dengannya, dan penglihatannya yang dia melihat dengannya, dan tangannya yang dia memukul dengannya, dan kakinya yang dia berjalan dengannya, dan jika dia 48 Yaitu membocorkan kapal, membunuh seorang anak kecil dan memperbaiki tembok yang akan runtuh, sebagaimana dikisahkan dalam surat AlKahfi : 7082 49 Riwayat Muslim no 1812 50 Ibnu Arobi juga berkata (dalam kitabnya “Fususul hukm”) :”Tatkala Nabi telah memisalkan kenabian dengan sebuah dinding (yang tesusun) dari bata dan Nabi melihat bahwa dinding tersebut telah sempurna kecuali tinggal satu bata lagi, dan dialah sebagai bata yang terakhir (yang menutupi batabata (nabinabi) sebelumnya –pent) (hanya saja Nabi tidak melihat tempat bata tersebut, sebagaimana Nabi berkata :” Satu tempat bata”). Adapun penutup para wali maka mereka bisa melihat tempat bata ini, dia melihat dinding yang dimisalkan oleh Nabi dan dia melihat dirinya di dinding yaitu di tempat dua bata, dirinya telah tercetak di tempat dua bata tersebut, sehingga sempurnalah tembok itu. Yang menyebabkan dia melihat dinding itu ada dua tempat bata (padahal Nabi melihatnya hanya ada satu tempat bata –pent) adalah karena dinding terdiri dari bata perak dan bata emas. Bata perak adalah dzohirnya dan hukumhukum yang diikuti, sebagaimana Nabi mengambil syari’at yang dzohir dari Allah yang diikuti, karena Nabi melihat perkaranya sebagaimana adanya sehingga demikianlah dia melihatnya. Padahal bagian dalam tempat bata itu adalah tempat bata emas, yang dia (penutup para wali tersebut) mengambil dari sumber tambang yang malaikat yang diutus kepada Nabi mengambil dari sumber tambang itu. Jika engkau memahami apa yang kami isyaratkan maka engkau telah mendapatkan ilmu yang bermanfaat.” (Syarah AlAqidah AtThohawiyah hal 493) 51 Syarah AlAqidah AtThohawiyah hal 493494, AlFurqon hal 110 9 meminta kepadaKu maka akan aku berikan, dan jika dia meminta perlindungan kepadaKu maka aku akan melindunginya. 52 Jawab : Dzohir hadits ini adalah bukanlah Allah U menjadi pendengarannya, penglihatannya, tangannya, dan kakinya, tetapi dzohirnya adalah Allah U meluruskan (memberi petunjuk) kepada penglihatan, pendengaran, tangan dan kakinya, sehingga apa yang dilakukan oleh hamba tersebut selalu dibimbing oleh Allah U. Adapun makna yang batil di atas adalah tidaklah mungkin, sebab : Ini merupakan aqidah wihdatul wujud (manunggaling kawulo gusti) yang sesat karena bertentangan dengan ayatayat AlQur’an yang muhkam (jelas) yang tidak bisa lagi dipalingkan lagi maknanya. Barang siapa yang memperhatikan hadits ini dengan baik maka dia akan faham tentang batilnya aqidah wihdatul wujud ini. Dalam hadits ini Allah U menetapkan adanya hamba (yang beribadah) dan ma’bud (yang diibadahi), yang mendekat (bertaqorrub) dan yang didekati (ditaqorrubi), yang dicintai dan yang mencintai, yang meminta dan yang memberi, yang meminta perlindungan dan yang memberi perlindungan. Maka hadits ini menunjukan adanya dua dzat yang berbeda, yang satu bukan yang lainnya. Dan bukan pula yang satu merupakan sifat atau bagian dari yang lainnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, tangan, dan kaki si wali semuanya adalah sifatsifat atau bagianbagian pada makhluk yang baru tercipta yang sebelumnya belum ada (belum tercipta). Maka tidak mungkin bagi siapa saja yang berakal untuk memahami bahwa pencipta yang awal (yaitu Allah) yang tidak ada sebelum Dia sesuatupun, akan menjadi pendengaran, penglihatan, tangan, dan kaki makhluk. Bahkan hal seperti inipun sulit untuk dibayangkan kalaupun kita anggap benar. 53 Perbedaan antara karomah wali Allah dan tipuan wali syaithon 1. Bahwa karomah para wali tersebut disebabkan oleh keimanan dan ketaqwaan. Sedangkan keajaiban dan keluarbiasaan lain yang merupakan bantuan syaithon disebabkan oleh halhal yang merupakan larangan Allah U dan Rosulullah 54 . Jadi apabila di dalamnya mengandung unsurunsur yang disenangi oleh syaithon, baik itu kemusyrikan, kedzoliman, atau kebid’ahan, maka jelas yang terjadi pasti bukan karomah. 2. Karomah tidak bisa dibatalkan dengan bacaanbacaan apa saja dan tidak bisa dilawan. Sedangkan kejadiankejadian luar biasa lain yang merupakan bantuan syaithon bisa dibatalkan dengan bacaanbacaan ayatayat Allah seperti ayat kursi dan lainlain 3. Karomah tidak bisa dipelajari sehingga menjadi suatu ilmu kedigdayaan yang baku. Sedangkan kejadiankejadian luar bisa yang berasal dari syaithon bisa dipelajari. 55 Sebagaimana karomahkaromah yang telah dimiliki oleh para salaf, tidak ada satu atsarpun yang menunjukan bahwa mereka pernah mengajarkan karomah mereka kepada orang lain. Sebagaimana Umar t, beliau tidak pernah mengajarkan karomahnya kepada orang lain, kerena memang tidak bisa diajarkan. 4. Karomah pada umumnya tidak bisa dilakukan terus menerus, tetapi terjadi sesuai kehendak Allah bukan berdasarkan kehendak Wali yang mendapatkan karomah tersebut. Pengetahuan tambahan : 1. Seluruh orang yang beriman adalah waliwali Allah. Dan waliwali yang paling mulia adalah para Nabi. Dan para Nabi yang paling mulia adalah para Rosul. Dan para Rosul yang paling mulia adalah para Rosul yang lima (Ulul ‘Azmi), dan diantara Ulul ‘Azmi yang paling mulia adalah Nabi Muhammad. 56 2. Persamaan dan perbedaan antara Mu’jizat dan karomah. Persamaannya : Mu’jizat dan karomah samasama merupakan hal yang ajaib yang luar biasa (yang tidak bisa dilkukan olah orang biasa) yang Allah berikan kepada para hambanya. Perbedaannya 57 : 52 Riwayat Bukhori no 6502, dari hadits Abu Huroiroh. 53 AlQowa’id AlMutsla hal 125 54 AlFurqon hal 161 55 Majalah AsSunnah 03/III 1418 H 56 AlJadawil hal 19 57 AlJadawil hal 20 10 Mu’jizat hanya berlaku pada para Nabi dan Rosul, adapun karomah pada para wali. Mu’jizat diperoleh dengan kenabian, adapun karomah diperoleh dengan ketaqwaan. Karomah kedudukannya lebih rendah daripada mu’jizat. Akibat dari mu’jizat adalah baik, adapun efek samping dari karomah belum tentu. 58 Pemilik mu’jizat (yaitu para Nabi dan Rosul) menantang orangorang yang menyelisihinya, adapun pemilik karomah tidak demikian. 3. Kita harus mengakui adanya karomah, tidak sebagaimana mu’tazilah yang mengingkari karomah dan berkata :”Kalau kita mengakui karomah, maka akan sama wali dengan Nabi”, oleh karena itu kami mengingkari karomah dan juga mengingkari hakikat sihir. Namun ini tidaklah benar sebab orang yang memiliki karomah tidaklah mengaku bahwa dia adalah seorang Nabi. 59 4. Dalam beribadah hendaknya kita berniat karena Allah bukan karena untuk mencari karomah. Kita meminta kepada Allah agar bisa istiqomah dalam hidup kita bukan mencari karomah. Berkata Abu Ali AlJauzaja’i : “Jadilah engkau orang yang mencari keistiqomahan, jangan menjadi pencari karomah. Sesungguhnya jiwamu bergerak (berusaha) dalam mencari karomah padahal Rob engkau mencari keistiqomahanmu”. Berkata Syaikh AsSahrwardi :”Ucapan ini adalah prinsip yang agung dalam perkara ini, karena sesungguhnya banyak mujtahid dan ahli ibadah mendengar salaf yang sholih, telah diberi karomatkaromat dan halhal yang luar biasa sehingga jiwajiwa mereka (para ahli ibadah itu) senantiasa mencari sesuatu dari hal itu (karomah tersebut), dan mereka ingin diberikan sedikit dari hal itu, dan mungkin diantara mereka ada yang hatinya prustasi dalam keadaan menuduh dirinya bahwa amal ibadahnya tidak sah karena tidak mendapatkan karomah. Kalau mereka mengetahui rahasia hal itu (yaitu Allah tidak menuntut para hambanya untuk memperoleh karomah, tetapi yang Allah inginkan para hambanya beristiqomah –pent) tentu perkara ini (mencari karomah) adalah perkara yang rendah bagi mereka. 60 5. Hukum tenaga dalam, jika diatasnamakan Islam (biasanya dicampur dengan dzikirdzikir asma Allah) maka harom. Kalau mereka menyatakan bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk beribadah kepada Allah, maka kita katakan bahwa ini adalah bid’ah sebab kenapa harus menggunakan tata cara dan gerakangerakan khusus yang tidak pernah diajarkan oleh Allah dan Nabi. Dan tidak ada dalil sama sekali bahwa dengan bacaanbacaan dan gerakangerakan khusus yang mereka lakukan bisa mengahasilkan tenaga dalam. Kalau mereka mengatakan tujuan mereka untuk beribadah dan untuk mempeoleh kekuatan, maka kita katakan bahwa mereka telah melakukan kesyirikan sebab niat ibadah mereka selain untuk Allah juga untuk hal yang lain. 61 Selain itu perkatekpraktek tenaga dalam yang ada menyelisihi syari’at diantaranya : Latihannya harus menggunakan emosi, padahal Rosulullah r telah melarang seseorang untuk emosi, beliau bersabda : ?? ???? ???? ????? ?? ???? “Janganlah engkau marah”, Rosulullah mengulanginya beberapa kali “Janganlah engkau marah” Rahasia mereka (yang latihan tenaga dalam) harus marah sebab dengan marah tersebut syaithon bisa masuk dalam tubuh mereka sehingga bisa memberi kekuatan untuk tenaga dalam mereka. Sebagaimana sabda Rosulullah : ?? ??????? ???? ?? ??? ??? ???? ???? Sesungguhnya syaithon mengalir dalam tubuh manusia sebagaimana aliran darah. (Riwayat Bukhori) Ketika latihan, mereka sering tidak sadar, terutama ketika sedang memprkatekkan jurus mereka. Hal ini sama saja dengan sengaja membuat diri menjadi tidak sadar (alias mabuk), dan hal ini tidak 58 Keadaan orangorang yang memiliki karomah : Bertambah derajatnya karena apa yang dilakukannya merupakan ketaatan dan yukur kepada Allah Semakin rendah derjatnya karena dia menggunakan karomahnya untuk bermaksiat kepada Allah. (Misalnya dia sombong dengan karomah yang pernah dia alami, atau dia merasa telah bertaqwa dan yakin masuk surga dengan karomahnya itu). Tidak bertambah dan tidak pula berkurang kebaikankebaikannya. Jadilah karomahnya seperti perkara yang mubah. (Syarah AlAqidah AtThohawiyah hal 495) 59 AlJadawil hal 21 dan Syarah AlAqidah AtThohawiyah hal 494 60 Syarah AlAqidah AtThohawiyah hal 495 61 Majalah AsSunnah hal 30 11 boleh dalam Islam, sebab Islam menganjurkan kita untuk senantiasa menjaga akal kita sehingga bisa senantiasa berdzikir kepada Allah. Kadang disertai dengan puasa mutih (tidak boleh makan kecuali yang putihputih), yang ini tidak ada syari’atnya dalam Islam. Atau untuk menjaga ilmunya dia harus menghindari pantanganpantangan tertentu yang sebenarnya hal itu dihalalkan baginya sebelum dia memiliki ilmu tenaga dalam tersebut. Dan ini berarti mengha“Janganlah engkau mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah U. Maroji : v AlFurqon baina auliyaurrohman wa auliyaussyaithon, karya Ibnu taimiyah, tahqiq Fawwaz Ahmad Zamarli, terbitan Darul Kutub Al‘ Arobi v Syarah AlUshul AsSittah, karya Syaikh Utsaimin v AlQowa’id AlMutsla, karya Syaikh Utsaimin, tahqiq Abu Muhammad Asyrof bin Abdil Maqsud, terbitan Adlwa’ AsSalaf. v Syarah AlAqidah AtThohawiyah, karya Abul ‘Izz AlHanafi, tahqiq Syaikh AlAlbani, terbitan AlMaktab AlIslami v Majalah AsSunnah 03/III/1418 v AlJadawil AlJami’ah Dapatkan koleksi ebook lain yang tak kalah serunya hanya di: http://jowo.jw.lt